"Hey, aku punya pantun lho!" ujar Desri, bangga.
"Apa?" tanya Ristya.
"Ada batu di nasi basi, Aku rindu Conan beraksi!" jawab Desri.
"Huuuu....... Conan mulu! Emang nggak ada yang lain apa?!" umpat Rima.
"Namanya juga maniak Conan!" sela Ayude.
Mereka berempat terus bergurau dalam perjalanan pulang dari sekolah. Tawa menyertai di setiap langkah mereka. Berhentilah mereka untuk beristirahat di sebuah warung. Saat itu terlihat oleh mereka seorang laki-laki bertubuh kekar mengamati tempat mereka. Rima yang rada kegeeran menyangka kalau dirinya sedang ditaksir laki-laki yang berada di seberang jalan sana.
"De, lihat deh cowok itu kayak lagi merhatiin aku!" ujar Rima seraya menunjuk ke seberang jalan sana. Ayude merasa aneh dengan gerak-gerik laki-laki itu.
"Des, ayo ikut aku!" ajak Ayude.
"Ada apa?" tanya Desri.
"Nanti aku jelasin deh! Sekarang kamu ikut aku!" ujar Ayude. Ayude dan Desri berjalan menuju seberang jalan dan mencoba memata-matai laki-laki tadi. Sementara itu Rima dan Ristya yang berada di warung merasa aneh dengan sikap Desri dan Ayude yang meninggalkan mereka tanpa alasan yang jelas. Kemudian keduanya beranjak dari tempat duduknya dengan terburu-buru. Akhirnya Ristya menabrak seorang anak perempuan kira-kira seumuran dengannya.
"Maaf de, saya nggak sengaja." ujar Ristya.
"Oh nggak kenapa-napa kok!" ujar Anak itu.
"Kok manggilnya 'de' sih? Bukankah dia terlihat seumuran dengan kita?" sanggah Rima.
"Eh, iya. Maaf ya! Kenalin aku Ristya dan ini Rima." ujar Ristya.
"Aku... Tiara. Salam kenal!" ujar anak perempuan itu yang ternyata bernama Tiara.
"Lho kok malah kenalan sih? Kita tuh mau nyusul Ayude ma Desri 'kan!" sela Rima.
Rima dan Ristya menyebrangi jalan dan mencari-cari Desri dan Ayude. Mereka melihat seorang laki-laki bersembunyi dibawah pohon. Ristya melihat bando milik Desri tersembul ke atas semak-semak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar